Jumat, 10 Januari 2014

Anime Review : Wolf Children Ame and Yuki

Judul : Wolf Children Ame and Yuki (Okami Kodomo no Ame to Yuki)
Genre : Drama, Slice of Life, Fantasy
Sutradara : Mamoru Hosada (Summer Wars, Girl Who Leapt Through Time)
Release : 2012

Saya sangat menikmati karya Mamoru Hosada sebelumnya, yaitu Girl Who Leapt Through Time dan Summer Wars, begitu pun dengan film animasinya yang satu ini. Jika kawan pernah menonton Girl Who Leapt Through Time kawan akan tahu bahwa Hosada sangat piawai menggabungkan tema fantasy dan kehidupan sehari-hari (slice of life). Ia mampu membuat kita melupakan fakta bahwa kita sedang menonton sebuah cerita fiksi dan membawa kita ke dalam cerita filmnya, membuat kita merasa seakan bagian dari cerita tersebut. Begitupun yang terjadi dengan Wolf Children.



Kisah Wolf Children bermula ketika Hana berjumpa dengan seorang pemuda di kampusnya. Tidak perlu saya jelaskan bagaimana, tapi tak lama kemudian mereka pun saling jatuh cinta. Saat itulah Hana mengetahui bahwa pacarnya tersebut bukanlah seorang manusia biasa. Ia adalah seorang manusia srigala (werewolf). Kedengaraanya seperti Twilight, bukan? Tapi percayalah cerita film ini jauh-jauh lebih baik dari kisah percintaan cewek emo dan Vampir berkilau tersebut. Meski dengan kenyataan tersebut Hana tetap mencintai pacarnya tersebut dan kemudian mereka pun berumah tangga, lalu dikaruniai dua orang anak, Ame dan Yuki. Namun, suatu hari si ayah meninggal karena kecelakaan (tenggelam di sungai).

Sampai pada titik ini cerita film yang tadinya nampak agak klise berubah menjadi sebuah kisah perjuangan seorang single mother yang nampak real meskipun dengan sedikit tema fantasy. Bagaimana film ini menunjukkan kerepotan Hana dalam membesarkan kedua anaknya sungguhlah menyentuh (membesarkan kedua anak manusia biasa saja sudah cukup merepotkan apalagi mengurus dua orang anak manusia srigala). Bagaimana Hana menghadapi para tetangganya yang meduga bahwa ia memelihara hewan liar di dalam apartemennya gara-gara kebiasaan Ame dan Yuki untuk meraung di malam hari. Kebingungan yang ia hadapi ketika mereka sakit, apakah ia harus membawa mereka ke dokter anak atau dokter hewan. Dan, tentu saja ia juga tak mau kenyataan mengenai kedua anaknya diketahui publik.

Plot film ini berjalan dengan smooth, tidak terlalu cepat juga tidaklah lambat. Penonton tak perlu menyimak dengan seksama setiap dialog dan adegan dalam film ini. Tidak perlu karena film ini tidak membutuhkan kita untuk berpikir seperti dalam film-film detektif, tapi menuntut kita untuk mencerna segalanya dengan hati, perasaan. Dan, itu bukanlah hal yang sulit karena dengan sendirinya kawan akan tertarik dalam nuasa hangat film ini. Kawan akan merasa gemas melihat kelucuan dan kenakalan Yuki. Kawan akan merasa simpatik dengan sifat crybaby Ame. Dan, kawan akan merasa tersentuh dan kagum dengan keteguhan Hana dalam membesarkan anak-anaknya.

Musik yang ditangani oleh Takagi Masakatsu sangatlah efektif untuk menggambarkan nuasa moody film ini. Setiap track tepat pada tempatnya, di saat sendu maupun di saat bahagia. Saya secara personal menyukai musik pada scene di mana Hana dan kedua anaknya berlarian di tengah salju.



Character design  sederhana namun tepat dengan kepribadian setiap karakternya. Kawan bisa dengan mudah menerka sifat dasar setiap karakter dalam film ini hanya dengan melihat tampang mereka. Animasi luar biasa, meskipun sedikit di bawah jika dibandingkan dengan standar Studio Ghibli. Tapi yang terbaik dalam hal visual adalah penggambaran lingkungan dalam film ini. Design rumah, kebun, hutan dan pesawahan benar-benar memukau mata. Menonton film ini hampir terasa seperti memandangi sebuah lukisan colorful yang hidup dan bergerak.

Kenapa srigala selalu digambarkan jahat?
Energic Yuki
Teamu!!

Menonton film ini akan memunculkan banyak realization, mengenai bagaimana kita hidup, menjadi dewasa dan bagaimana setiap orang tua membesarkan kita dan kemudian membiarkan kita memilih jalan hidup sesuai keinginan kita. Bukan hal yang mudah. Dan, menonton film ini secara personal telah membuat saya menyadari betapa banyak pengorbanan yang telah diberikan kedua orang tua saya dalam membesarkan saya. Tidak banyak film yang bisa melakukan hal itu, apalagi sebuah anime. Di tengah gempuran anime-anime berbau fanservice dengan tema seksual kekanak-kanakan dan Naruto series yang makin hari makin aneh, Okami Kodomo no Ame to Yuki adalah sebuah hembusan angin segar dalam industri anime. Tonton dan saya yakin film ini akan terus kawan ingat hingga waktu yang lama.

Point Plus : Superb storyline and so much kawaii
Point Minus : Tidak semua orang akan menyukai endingnya (secara personal saya suka, but it could be better)
Rating : 4,5/5 (Harus ditonton) 

5 komentar:

  1. filmnya udah aku tonton dan aku suka,, kalau boleh aku mau minta link downloadnya dong,, subt indo yh..

    BalasHapus
  2. filmnya udah aku tonton dan aku suka,, kalau boleh aku mau minta link downloadnya dong,, subt indo yh..

    BalasHapus
  3. Sedikit kecewa sama anak laki2nya, dia rela meninggalkan ibu nya, padahal ibu nya susah2 ngurus dia. Dan gua salut sma anak perempuannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurutku setiap org memiliki jalan" yg beda" . Meskipun ketika aku liat ame jg ga rela hd serigala. Tapi setidaknya dia menjadi baik dan berguna untuk sekitar . Dan aku suka bgt sm animenya karena message-nya Dapet bgt meskipun visualnya ga sejernih dan sedetail anime skrg. Tp lebih ke alur dan message nya ajaa :)

      Hapus